Menjenguk Doni

Sudah dua hari ini Doni tidak masuk sekolah tanpa kabar. Biasanya, Doni selalu rajin ke sekolah. Rumah Doni sangat jauh dari sekolah, tetapi dia selalu datang di lebih awal. Bu Guru dan anak-anak bertanya-tanya tentang keadaan Doni. Mereka khawatir terjadi sesuatu padanya. Apalagi, minggu depan sudah akan ujian akhir sekolah.
"Apakah di antara kalian ada yang pernah ke rumah Doni?" tanya Bu Guru.
Anak-anak menggeleng.
"Hm, baiklah kalau begitu. Ibu coba cari alamat Doni di kantor tata usaha."

Keesokan harinya, Bu Guru dan beberapa anak hendak berkunjung ke rumah Doni. Mereka bersama-dama pergi memakai sepeda. Bu Guru pun memimpin di depan.
"Bu, masih jauh ya?" tanya Andi setelah mengayuh sepedanya sekitar sepuluh menit.
"Masih, Andi."
"Yaelah Andi masa baru segini aja capek sih." ledek Tito diiringi tawa anak-anak.
"Enggak, cuma kasihan aja sama Doni. Rumahnya jauh sekali!" jawab Andi.
"Jangan ngobrol sambil berkendara, anak-anak. Menepi di sebelah kiri ya." kata Bu Guru mengingatkan.
"Iya, Bu Guruuu!"

Setelah cukup lama bersepeda. Akhirnya mereka sampai di rumah Doni. Perjalanan ke rumah Doni cukup lama, sekitar setengah jam ditempuh naik sepeda.
Anak-anak disambut ibu Doni dengan ramah. Ternyata Doni sedang sakit dua hari ini. Dia demam dan pusing sehingga tidak masuk sekolah.
"Maafkan kami tidak sempat ke sekolah untuk memberi tahu Bu Guru." jelas ibu Doni.
"Iya, tidak apa-apa, Bu kami mengerti."
"Bolehkah kami bertemu Doni?" tanya Tito
"Tentu, silakan."
Anak-anak kemudian menuju kamar Doni u tuk melihat keadaannya. Doni senang teman-temannya datang menjenguk. Doni jadi ingin lekas sembuh dan segera bermain dengan teman-teman di sekolah.
"Doni, ini buku catatan Matematika. Minggu depan kan UAS. Kamu belajar ya." ujar Sinta.
"Wah, terima kasih Sinta."
"Semoga kamu cepat sembuh ya Andi."
"Amiiin.

Anak-anak senang bisa menjenguk Doni. Kini saatnya mereka untuk pulang ke rumah masing-masing. Terbayang betapa jauhnya jarak yang akan ditempuh. Namun, mengingat perjuangan Doni setiap hari, anak-anak tidak mengeluh menempuh perjalanan ini.

0 Response to "Menjenguk Doni"

Posting Komentar