Saat Jeje sedang berjalan-jalan di hutan,
ada sebuah keramaian yang menarik perhatian Jeje. Rupanya ada lomba memanjat
menara di Kecamatan Katak. Para katak berlomba-lomba menaiki menara yang sangat
tinggi. Dalam hati Jeje berpikir, mana mungkin ada katak yang sanggup menaiki
menara yang tinggi menjulang itu? Karena penasaran, Jeje memutuskan untuk
menyaksikan pertandingan itu.
Satu demi satu katak tak mampu menaiki
menara. Beberapa katak mulai terjatuh dan menyerah. Para katak dan hewan lain
yang melihat berteriak-teriak menyuruh para katak menyerah saja.
“Sudahlah, kalian tidak akan sanggup.
Menara itu terlalu tinggi!”
“Turun saja. Kalian tidak akan sampai ke
puncak. Usahamu akan sia-sia, lebih baik turun saja!”
Mendengar omongan penonton di bawah,
semakin banyak katak yang menyerah. Semakin banyak katak yang turun dan
memutuskan berhenti berjuang. Hingga akhirnya hampir semua katak memilih turun
kembali. Namun, ada satu katak yang masih terus bertahan. Katak itu terus saja
menaiki menara sedikit demi sedikit.
“Hey, sudah tidak ada katak lagi yang
menaiki menara itu? Kenapa kau masih tetap naik?”
“Lihat! Ya Allah, aku tidak percaya katak
itu akan sampai puncak.”
“Wah, benar! Katak itu sebentar lagi
sampai puncak!”
Jeje sama takjubnya dengan penonton lain.
Ternyata memang benar, katak itu benar-benar sampai ke puncak pada akhirnya!
Dia membuktikan kepada semua penonton bahwa perjuangannya tidaklah sia-sia. Jeje
segera menjumpai katak pemenang itu untuk berkenalan. Jeje ingin tahu, apa rahasia
sang katak hingga bisa mencapai puncak.
Alangkah terkejutnya Jeje. Ternyata,
katak pemenang itu adalah seekor katak yang tuli! Katak itu bisa menang karena
ia tidak mendengarkan teriakan penonton sedikit pun! Sama sekali ia tidak
menghiraukan komentar hewan lain di sekelilingnya. Jeje pun bersyukur bisa
mengenal katak pemenang. Jeje hari ini memperoleh suatu pelajaran penting.
Ketika kita ingin mencapai mimpi kita, kita harus fokus dan tak perlu
mendengarkan omongan atau komentar yang menjatuhkan kita. Kita harus fokus
sampai ke puncak. Jeje berdoa, semoga ia dan kawan-kawan semua bisa menggapai
cita-cita. Amiin.
0 Response to "Belajar dari Katak"
Posting Komentar