Gaga bertemu dengan kura-kura yang sedang kesal dengan
dirinya sendiri. Kura-kura bercerita tentang kelemahan dirinya. Kura-kua tidak
suka dengan tempurung di punggungnya yang berat. Ia ingin melepas tempurung itu
agar seperti kelinci dan tupai.
“Gaga, ayolah, bantu aku untuk melepas tempurung ini.” rengek
Kura-kura
“Bagaimana mungkin kau ingin melepas tempurung itu?”
“Aah! Aku bosan dengan tempurung yang berat ini. Aku ingin
seperti kelinci, tupai, dan binatang lain yang bisa berjalan tanpa tempurung di
punggung.”
“Hm...” Gaga menghembuskan napas panjang.
“Ayolah, Gaga. Kumohoon.” Kura-kura terus memaksa Gaga agar
mau membantunya.
“Oke, baiklah.”
“Yes! Terima kasih, Ga! Terima kasih banyak!”
Akhirnya berkat bantuan Gaga, tempurung Kura-kura bisa
dilepas. Kura-kura kini tak lagi menggendong tempurung yang berat di
punggungnya. Kura-kura langsung memamerkan tubuh barunya di hadapan
teman-teman. Dia meloncat ke sana ke mari dengan tubuhnya yang ringan.
“Yihaaa! Ringan sekali rasanya!” ucapnya riang.
Suatu ketika, terjadi badai besar di hutan. Angin mengamuk
kencang. Pohon-pohon tumbang. Hewan-hewan berlarian menuju gua untuk berlindung
dari badai. Raja Hutan mengecek semua hewan-hewan yang sudah sampai di gua.
Raja Hutan ingin memastikan semua hewan selamat dan tidak ada yang tertinggal
di luar.
“Gajah, Jerapah, Semut, Tupai, Kelinci, Rusa, Kijang, sudah
semua, bukan?”
“Kura-kura belum ada di sini, Raja.” kata Gaga.
“Oh iya. Kura-kura. Tapi tidak masalah, tempurung kura-kura
mampu menahan badai. Kura-kura pasti sudah berlindung di tempurungnya. Aku
yakin dia selamat walau ada di luar. Cuaca akan sangat dingin setelah ini. Tapi
tidak apa-apa selama kita masih punya bulu yang melindungi tubuh kita.”
Mendengar penjelasan Raja Hutan, Gaga terkesiap. Bagaimana
mungkin kura-kura bisa bertahan jika ia meninggalkan tempurungnya? Gaga harus
segera menolong Kura-kura!
“Raja! Saya minta izin untuk mencari Kura-kura. Kura-kura
telah meninggalkan tempurungnya. Dia pasti kedinginan di luar sana. Apalagi dia
tidak punya bulu.”
“Apaa?! Bagaimana bisa kura-kura meninggalkan tempurungnya?”
Gaga kemudian menjelaskan semuanya dengan singkat. Ia lalu
bergegas membawa tempurung kura-kura dan mencarinya di tengah badai. Benar
saja, Gaga mendapati Kura-kura sedang meringkuk di bawah pohon. Dia menggigil
kedinginan.
“Kura-kura!” teriak Gaga.
“Gaga!”
“Ini, pakai segera tempurungmu!”
Tanpa pikir panjang, Kura-kura segera memakai lagi
tempurungnya dan berlindung di dalamnya. Dia merasa hangat dan terlindung angin
kencang.
“Terima kasih telah menolongku, Ga.” kata Kura-kura
terbata-bata karena kedinginan.
“Aku menyesal telah meninggalkan tempurung ini. Tanpa
tempurung, tubuhku sangat ringan, aku mudah terbawa badai dan angin kencang.
Tubuhku pun tak berbulu. Aku cepat sekali merasa kedinginan. Terima kasih, Ga.
Aku berjanji tidak akan lagi meninggalkan tempurungku ini.”
“Iya, Kura-kura. Kau tidak perlu merasa rendah diri lagi.
Allah sudah menciptakan makhluk-Nya dengan kelebihan dan kekurangan. Semuanya
tidak ada yang sia-sia. Termasuk tempurungmu itu.”
“Kau, benar sekali, Ga.”
“Baiklah, ayo sekarang menuju ke gua. Badai sudah usai, tapi
hawa dingin akan datang sebentar lagi. Raja Hutan dan teman lain menunggumu.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Kura-Kura dan Tempurungnya"
Posting Komentar